Program memanen hujan yang
dilaksanakan pemerintah provinsi nusa tenggara barat (NTB) melalui balai
wilayah sungai (BWS NT-1), untuk masyarakat petani yang diterapkan pada
pembuatan embung-embung kecil (waduk rakyat) atau lebih dikenal dengan istilah pengerukan
embung masyarakat petani menjadikan sudah mulai dirasakan. Hal itu dibuktikan
dengan mampunya masyarakat petani, khususnya di desa wakan kec. Jerowaru kab. Lombok
timur mulai teratur.
Adi Sulaiman, Selasa (1/4), petugas
PPL, balai penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan (BP3K) kec. Jerowaru untuk
desa wakan mengatakan, sepanjang bulan maret hingga april 2014 masyarakat
petani di desa wakan disibukkan dengan kegiatan panen padi.
Hal ini karena Ketersediaan air untuk
pertanian di desa wakan masih tetap terjaga. Selain itu masyarakat mulai menerima
dan memahami bagaimana menjadi petani yang benar dengan sistem standar operasional
prosodur (SOP) yang diterapkan pemerintah, sehingga pola dan hasil tanam sesuai
dengan target. Tambah Adi.
Diakuinya, Sekitar 3 tahun lalu,
masyarakat petani di desa wakan biasanya dalam satu tahun hanya bisa menanam
padi satu kali, sehingga selesai padi masyarakat akan menanam tanaman
hortikultura yang berumur pendek atau akan beralih ke tanaman perkebunan guna
antisipasi ketersediaan air, berbeda dengan tiga tahun terakhir ini, masyarakat
sudah bisa menanam padi lebih dari satu kali kemudian baru menanam jenis tanaman
lain.
Mulyadi misalnya, salah satu
masyarakat petani asal Mampe desa wakan, mengaku setelah panen padi, akan
menanam padi lagi kemudian baru akan menanam tembakau. “makanya jerami padi
yang baru selesai kami panen ini saya bakar, untuk mempercepat peroses
penggarapan lahan kembali”. Kata Mulyadi. [Jagas J.]
0 komentar:
Posting Komentar