Minggu, 13 Januari 2013

Nazom Batu Ngompal dalam FGD



Bedah buku/ kitab Nazom Batu Ngompal karya Alm. TGH. Maulana Sekh Zainuddin Abd. Majid. oleh Focus Group Discution (FGD) yang dilaksanakan di Gedung Aula Handayani Dikpora Provinsi Nusa Tenggara Barat, kamis, 27/12/2012 lalu, menghadirkan tiga narasumber hadal yaitu TGH. Salimul Jihad, Lc., MA.(Dosen tetap IAIN Mataram) H. Lalu Anggara Nuraksi (dari Bapeda) dan Kiki Susilo (Sastrawan).

Makna Nazom
 
Oleh TGH. Salimul Jihad, Lc., MA. Memandang Nazom Batu Ngompal memiliki tujuan yang mulia, dilihat dari muqaddimahnya: “Alhamdulillahi dengan shalat salam” karena berdasarkan hadist Rasul “kullu amrin zi baalin laa yubdau fihi bibismillahirrahmanirrahim fahua aqtho” dalam riwayat lain Laa Yubdau Fihi Al Hamdulillah”. Jadi tehnik penulisan kitab ini yang diawali dengan kata Alhamdulillah adalah salah satu etika ketika berbuat sesuatu menurut islam, dinamakan Batu Ngompal karena batu itu seharusnya tenggelam tapi karena kemuliannya akan tetap kelihatan. Unggkapnya.


Ia juga menambahkan “kitab ini mengajari kita untuk peduli terhadap situasi dan kondisi karena berkaitan dengan latar belakang ditulisnya kitab Batu Ngompal yaitu beranggkat dari keprihatinannya (Maulana Syekh) ketika pulang ngajar, ia mendengar orang ngaji (Tadarus) yang kurang baik bacaannya sehingga ia berinisiatif untuk mengarang sebuah buku/kitab yang mendeskripsikan tentang bagaimana seharusnya membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Karena sosok ulama yang terkenal khususnya di Lombok dengan kearifannya mampu menciptakan sebuah karangan luar biasa yang dikenang sampai saat ini, dan tidak hanya berdakwah melalui Majlis Ta’lim tapi ada jalan lain yang selalu ia usahakan dan lakukan untuk mendekatkan diri dengan agama.


Nazom Pada perspektif Budaya

H. Lalu Anggara Nuraksi. Memandang dari perspektif budaya, mengatakan, Nazom Batu Ngompal, Nazom berarti irama sedangkan Batu Ngompal artinya ringan, jadi Nazom Batu Ngompal ini adalah irama yang ringan untuk mengkontekstualkan ajaran agama dengan lokal kesasakan pada zaman itu, katanya.


Iramanya yang digunakan pada Nazom Batu Ngompal adalah lebih dari satu irama, diantaranya irama Tembang, Lawas, Cilokaq, dan menjadi identitas kesasakan suku Sasak yang sejatinya adalah Lombok Mirah Sasak Adi, berarti Lombok artinya lurus, Mirah artinya permata, Sasak artinya satu-satunya jalan keselamatan dunia akhirat, dan Adi artinya kejujuran, jadi kalau disimpulkan maknanya adalah satu-satunya jalan untuk keselamatan dunia akhirat adalah dengan kejujuran karena tanpa kejujuran suanya akan sia-sia terangnya.

Dalam kesempatan itu ia menambahkan, irama Nazom Batu Ngompal ini banyak sekali dipakai dalam lagu-lagu sasak sehingga kedengaran ditelinga tidak membosankan salah satunya adalah lagu dalam Hizib NW. “Rabbana fakna bima „allam taana dst”. Terangnya.


Nazom Menurut Sastrawan
 
Lain halnya dengan Kiki Sulistio, sosok sastrawan sebagai Narasumber ke tiga dalam Bedah Buku/ Kitab Nazom Batu Ngompal, memandang dari kesastraan tulisan dan bahasa yang digunakan dalam kitab Nazom ditersebutnya sebagai kitab tajwid yang ditulis dalam bentuk sastra dengan bahasa sasak untuk memudahkan mempelajari ilmu tajwid.

Dengan sastra, bahasa menjadi lebih kuat dan hidup. Di Zaman ini banyak sekali yang tidak tertarik dalam dunia sastra, padahal sastra sebagai sebuah Karya Cipta menempatkan bahasa sebagai pusat energinya. Dengan bahasa karya sastra melontarkan gagasan dan pemaknaan. Sifat sastra yang tidak sempurna menyebabkan tak lapuk dimakan Zaman. Tambah Kiki.

karya sastra akan mati tanpa apresiasian. “Pada Nazom ini, juga terdapat pelajaran hukum dalam Ilmu Tajwid yang mudah dipelajari, dikarenakan menggunakan sentuhan estetika yang dimanfaatkan dalam penyusunan struktur dan keindahan bahasa yang digunakan” terangnya.

“Tertulis pada baris diawal bait ke empat bagian pendahuluan: Dinamakan Nazom Batu Ngompal atas/ Air Otak Murid Rajin tidak malas. Memberikan sebuah kesan kalimat yang utuh“ tambahnya.

“Kitab semacam ini seharusnya dimasukkan kedalam Pendidikan sebagai mata pelajaran Muatan Lokal” harap Kiki menutup pembicaraannya. [Avenk]
 

0 komentar:

Posting Komentar