Apene boyak
tatik?. Begitulah pertanyaan singkat yang biasa dilontarkan Inaq Sumi. Warga Dasan
Baru Desa Sukaraja kecamatan Jerowaru Lotim, ketika awak kampung media Paerlauq
berkunjung kerumahnya, Sabtu, (26/10/2013), tadi.
Cari apa
anakku?, begitulah maksud pertanyaan Ianq Sumi. Singkat saja, kami jawab. Saya sedang
mencari ibu-ibu pembuat Renggi, kebetulan kami dari komunitas kampung media
Paerlauq. “kedatangan kami, dalam rangka membantu para ibu pembuat jajanan
rumahan untuk dipromosikan melalui media internet”, jawab Jaswadi, kordinator
km Paerlauq, menjelaskan kepada Inaq Sumi.
Sontak,
kamipun disuguhkan sepiring Renggi. “sekitar belasan tahun sudah kami melakoni
bisnis jual Renggi ini, kami berlima berkelompok, yang sejak awal hingga
sekarang masih membuat Renggi” jelas Inaq Sumi, selaku ketua kelompok.
Sebelumnya,
Inaq Sumi menjelaskan. Melakoni bisnisnya, terinspirasi dari beberapa pedagang
sejenis dipasaran tradisional, walaupun jenis jajanannya sudah kurang baik,
tapi tetap saja dibeli masyarakat. “Renggi merupakan, jenis jajanan yang dibuat
dari beras ketan dengan campuran gula merah, kemudian dibuat membundar atau
melonjong dengan ukuran sesuai selera. Renggi merupakan jenis jajanan yang harus
dan wajib ada pada setiap acara pesta di wilayah kita, sepertinya pesta tanpa
Renggi, terasa kurang sempurna” guyon Inaq Sumi.
Dikatakannya,
melakukan bisnis rumahan seperti kami, membutuhkan semangat dan sikaf istikomah.
Terkait modal, Inaq Sumi mengaku, sejak belasan tahun lalu hingga sekarang
belum pernah mendapatkan bantuan modal apapun dari pemerintah, murni modal
sendiri. “kami sangat ingin mengembangkan bisnis ini, banyak ibu-ibu yang ingin
masuk ke kelompok kami, tapi mereka tidak punya modal awal”, jelasnya.
“Harapan
kami, semoga dengan kedatangan kalian, anak-anakku, pemerintah mengetahui
kegiatan kami di kampung dan bersedia kiranya menambahkan modal usaha, untuk
pengembangan bisnis kami” harap Inaq Sumi mengakhiri bincangnya. [Hr. Aswadi]
0 komentar:
Posting Komentar