Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut sumeru dari akarnya,berikan
aku 10 pemuda ,niscaya Akan kuguncangkan dunia’’ [Bung karno,pemimpin Besar Repolusi
Indonesia]
Itulah potongan dari pidato presiden Soekarno kepada para pemuda
saat itu yang memang sakti. Sekarang, cobalah ambil 10pemuda di sekitar kita,
dan suruh mereka menguncangkan dunia, lantas mereka akan berpikir,’’dengan apa
kami mengguncang dunia?’’
Coba Analisa Uraian Saya Berikut Ini, Berikut
Tentang Pemuda
DUA Puluh delapan oktober 1928 adalah hari ketika para muda dari berbagai
suku,ras,agama dan golongan bersatu untuk bersumpah. Pertama.
kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
indonesia. Kedua. kami putra dan putri Indonesia, mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, ketiga. Kami putra putri
Indonesia , menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kemudian Setiap tanggal 28 oktober , bangsa Indonesia selalu
memegang sejarah tersebut degan sebutan hari sumpah
pemuda.
Degan mengedepankan satu tujuan yang sama, yaitu mengusir para pennjajah
dari negeri ini, para pemuda pun sadar bahwa mereka harus bersatu melawan
penjajah. Sebelum para pemuda bersatu, perlawanan mereka sudah gencar dilakukun
di berbagai wilayah, namun sayangnya pahlawan mereka terhadap penjajah selalu
kandas.
Dan cara untuk mempersatukannya adalah dengan rasa kebangsaan
yang sebelumnya belum disentuh oleh para pemuda kala itu. Usai
sumpah pemuuda , perlawan kian gencar diberbagai belahan negeri
ini. Hinga pada akhirnya , Bung karno dan Bung Hatta mendelarasikan
bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1995 silam hari kemerdekaan kita.
Kala kita menengok kembali ke pra kemerdekaan , saudara-saudara
pemuda kita sangatlah bersemangat untuk membebaskan diri dari
para penjajah dg satu tujuan,kemerdeakaan. Mereka belajar
dengan disertai tekanan, intimidasi dan bahkan mungkin kekerasan.
Kebebesan, kesejahtraan dan keadilan adalah cita-cita yang membuat
saudara-saudara pemuda kita dahulu mampu untuk meraih kemerdekaan
yang hingga saat ini kita rasakan hasilya.
Pemuda Saat Ini
Sangatlah jauh berbeda dengan dengan para pemuda saat ini yang
mengedepankan life style (gaya hidup),ferformance (penampilan) dan
menjadikan para pemuda kini menganut paham ALAY yang membuat para
pemuda kini lupa akan jati diri sebagai kaum intlektual dan agen perubahan.
Gaya hidup hidonis menjadi banyak pilihan bagi para remaja, pemuda, dan
mahasiswa. Sebab hedon banayak menawarkan kesenangan yang pastinya menggiurkan
para penerus atau harapan bangsa ini. Dengan mereka hidup hedon, maka hilang
prediket katro’.
Bajang (pemuda) deso, kurang pergaulan (kuper) pokokne ye
wah. Predikat-predikat ini di anggap oleh sebagian anak muda sebagai
sesuatu yang mengenakkan jika sampai melekat pada dirinya. Mereka yang memiliki
pahan hidonisme, tidak memikirkan nasip bangsa secara umumnya,dan NTB secara
khususnya ke depan (bagaimana dan mau apa?). yang ada di benaknya hanyalah
kesengan, kesengan, kesenangan sesaat aja.
Padahal bangsa ini membutuhkan
pemuda yang memiliki semangat juang untuk mengubah negri ini secara umumnya dan
NTB khususnya dari segala problematikanya.
Dan pemuda yang memiliki idialisme yang bisa melakukannya.dengan tidak
terlalu memikirkan life style atau ferformance pemuda tersebut
(pemuda idialis) hanya diskusi, aksi dan refleksi. Inilah salah satu
ciri para pemuda dahulu yang berjuang untuk meraih kemerdekaan, dan pemuda ini
sudah jarang di temui di lingkungan kampus (UNW MATARAM) salah satunya atau
lingkungan masyarakat.Meskipun ada akan tetapi jumlahnya relative lebih sedikit
di bandingkan para pemuda, mahasiswa yang hidonis atau berpaham ALAY.
Sejenak kita lupakan pemuda yang ber idiologikan ALAY dan kembali
mengingat para pemuda yang darahnya mewarnai merahnya sang saka merah putih
yang rela berkorban demi Negara,menerjang semua peluru dan menghadang tank-tank
yang mampu meremukkan tulang kita. Itulah yang mengisfirasikan bung karno.ia
berkata, jika di berikan sepuluh pemuda, maka ia akan mengguncangkan dunia.
Tetapi bila bung karno hidup di zaman sekarang, apakah pemuda akan terguncang
dengan adanya sepuluh pemuda ALAY? Tentu kita semua akan mampu menjawab
pertanyaan itu.
Terakhir tantangan kita wahai kawan-kawan muda ialah merebut kembali
kemerdekaan penuh : BUKANKAH HARI INI
KITA MASIH TERJAJAH…..INGET GAK KATA BUNG KARNO, “TRISAKTI” KEMERDEKAAN PENUH
IALAH BERDAULAT DI BIDANG POLITIK, BERDIKARI DI BIDANG EKONOMI,
BERKEPRIBADIAN DI BIDANG BUDAYA”.
penulis: Silaturrahman
: Ketua Pasiswaja (Mahasiswa Smester V di UNW Mataram)
0 komentar:
Posting Komentar