Minggu, 03 November 2013

Repleksi Sumpah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1998



Berikan aku 1000 orang tua,  niscaya akan kucabut sumeru dari akarnya,berikan aku 10 pemuda ,niscaya Akan kuguncangkan dunia’’ [Bung karno,pemimpin Besar Repolusi  Indonesia]

Itulah potongan dari pidato presiden Soekarno kepada para pemuda  saat itu yang memang sakti. Sekarang, cobalah ambil 10pemuda di sekitar kita, dan suruh mereka menguncangkan dunia, lantas mereka akan berpikir,’’dengan apa kami mengguncang dunia?’’

Coba Analisa Uraian  Saya  Berikut Ini, Berikut  Tentang  Pemuda

Pemuda Dulu

DUA Puluh delapan oktober 1928 adalah hari ketika para muda dari berbagai suku,ras,agama dan golongan bersatu untuk bersumpah.  Pertama. kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air indonesia. Kedua. kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, ketiga. Kami putra putri Indonesia , menjunjung tinggi  bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Kemudian Setiap tanggal   28  oktober , bangsa Indonesia selalu memegang sejarah tersebut degan sebutan  hari   sumpah  pemuda.

Degan mengedepankan satu tujuan yang sama, yaitu mengusir para pennjajah dari negeri ini, para pemuda  pun sadar bahwa mereka harus bersatu melawan penjajah. Sebelum para pemuda bersatu, perlawanan mereka sudah gencar dilakukun di berbagai wilayah, namun sayangnya pahlawan mereka terhadap penjajah selalu kandas.

Dan cara untuk mempersatukannya  adalah dengan rasa kebangsaan  yang sebelumnya belum disentuh oleh para pemuda kala itu.  Usai sumpah pemuuda , perlawan kian gencar diberbagai  belahan negeri ini.  Hinga pada akhirnya , Bung karno dan Bung  Hatta  mendelarasikan  bangsa Indonesia pada  17 Agustus  1995 silam hari kemerdekaan kita.

Kala kita menengok kembali ke pra kemerdekaan , saudara-saudara  pemuda  kita sangatlah bersemangat  untuk membebaskan diri dari para penjajah dg satu tujuan,kemerdeakaan.   Mereka belajar  dengan disertai tekanan,  intimidasi dan bahkan mungkin  kekerasan. Kebebesan,  kesejahtraan dan keadilan adalah  cita-cita yang membuat saudara-saudara pemuda kita  dahulu mampu  untuk meraih kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan hasilya.

Pemuda Saat Ini
Sangatlah jauh berbeda dengan dengan para pemuda saat ini yang mengedepankan life style (gaya hidup),ferformance (penampilan) dan menjadikan para pemuda kini menganut paham ALAY yang membuat para pemuda kini lupa akan jati diri sebagai kaum intlektual dan agen perubahan.

Gaya hidup hidonis menjadi banyak pilihan bagi para remaja, pemuda, dan mahasiswa. Sebab hedon banayak menawarkan kesenangan yang pastinya menggiurkan para penerus atau harapan bangsa ini. Dengan mereka hidup hedon, maka hilang prediket katro’.

Bajang (pemuda) deso, kurang pergaulan (kuper) pokokne ye wah. Predikat-predikat ini di anggap oleh sebagian anak muda sebagai sesuatu yang mengenakkan jika sampai melekat pada dirinya. Mereka yang memiliki pahan hidonisme, tidak memikirkan nasip bangsa secara umumnya,dan NTB secara khususnya ke depan (bagaimana dan mau apa?). yang ada di benaknya hanyalah kesengan, kesengan, kesenangan sesaat aja.

Padahal bangsa ini membutuhkan pemuda yang memiliki semangat juang untuk mengubah negri ini secara umumnya dan NTB khususnya dari segala problematikanya.
Dan pemuda yang memiliki idialisme yang bisa melakukannya.dengan tidak terlalu memikirkan life style atau ferformance pemuda tersebut (pemuda idialis) hanya diskusi, aksi dan refleksi. Inilah salah satu ciri para pemuda dahulu yang berjuang untuk meraih kemerdekaan, dan pemuda ini sudah jarang di temui di lingkungan kampus (UNW MATARAM) salah satunya atau lingkungan masyarakat.Meskipun ada akan tetapi jumlahnya relative lebih sedikit di bandingkan para pemuda, mahasiswa yang hidonis atau berpaham ALAY.

Sejenak kita lupakan pemuda yang ber idiologikan ALAY dan kembali mengingat para pemuda yang darahnya mewarnai merahnya sang saka merah putih yang rela berkorban demi Negara,menerjang semua peluru dan menghadang tank-tank yang mampu meremukkan tulang kita. Itulah yang mengisfirasikan bung karno.ia berkata, jika di berikan sepuluh pemuda, maka ia akan mengguncangkan dunia. Tetapi bila bung karno hidup di zaman sekarang, apakah pemuda akan terguncang dengan adanya sepuluh pemuda ALAY? Tentu kita semua akan mampu menjawab pertanyaan itu.

Terakhir tantangan kita wahai kawan-kawan muda ialah merebut kembali kemerdekaan penuh : BUKANKAH HARI INI KITA MASIH TERJAJAH…..INGET GAK KATA BUNG KARNO, “TRISAKTI” KEMERDEKAAN PENUH  IALAH  BERDAULAT DI BIDANG POLITIK, BERDIKARI DI BIDANG EKONOMI, BERKEPRIBADIAN DI BIDANG BUDAYA”.

penulis: Silaturrahman
          : Ketua Pasiswaja (Mahasiswa Smester V di UNW Mataram)

0 komentar:

Posting Komentar