Paerlauq: Jika sebagian anak-anak lain
diantar oleh orangtuanya untuk pergi ke sekolah, atau naik kendaraan umum
bahkan kendaraan sendiri, Nurul harus berjalan kaki selama sejauh kurang lebih
2 KM dari kampungnya di samping tambak milik orang lain menuju sekolah.
Karena jauhnya, Nurul membawa
bekal makanan kesekolahnya, berangkat pagi pulang sore karena kegiatan les sekolah
membuatnya seharian di sekolah.
Dua kilo meter berjalan kaki
dari tempat tinggal menuju sekolah, itulah yang harus dihadapi oleh salah satu anak
kelas dua SDN 1 Pemongkong demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Letak sekolah yang cukup jauh,
tidak membuat Nurul menyerah untuk mendapatkan pendidikan. Dia terus mengikuti
pendidikan.
Sore
itu (18/9) Paerlauq menyapa Nurul yang sedang berjalan apik dipinggiran jalan
menuju rumahnya mengaku kalau teman-teman sebayanya lebih memilih ikut
mengembala kambing dengan orang tuanya.
Susilawati,
ibu kandung Nurul menceritakan kepada paerlauq yang kira-kira seperti ini
maksudnya:
Repoq (kampung) yang dihuni
oleh 8 kk ini hanya saya yang sekolahkan anak, yang lain tidak tau apa
alasannya tidak sekolahkan anak mereka, sering saya berikan masukkan agar anaknya–anaknya
disekolahkan. Sekolahnya kan gratis itu. Mereka hawatir mungkin karena tempat
sekolahnya yang jauh. Kadang saya juga hawatir dengan adikmu (Nurul. Red), ayahnya
kan tiap hari harus cari rumput buat kambingnya, sekalian nyari rumput, sesekali
saya suruh ayahnya yang antar. Coba aja ada kendaraan khusus anak sekolah ya?. terangnya dengan penuh harap.
2 komentar:
sangat menggugah...
izin share ya...
saya wawan, dari Narmada, Lombok Barat
boleh silahkan kawan..
selama itu membangun.
Posting Komentar