Selasa, 18 September 2012

Amaq Sahrun, Mengais Rezeki Jadi Buruh Tani Garam


Paerlauq: Sinar matahari yang menyengat menjadi biasa saja dirasakan Amaq Sahrun warga kampung Lis Desa Pemongkong yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani garam di tambak milik salah satu pegawai PT. PLN cabang selong. Pekerjaan membuat garam membutuhkan keahlian khusus dan kesabaran yang cukup karena prosesnya yang lama.

Proses pembuatan air laut menjadi garam kepada paerlauq (18/9) Amaq Sahrun menjelaskan, pertama-tama air laut dialirkan kedalam tambak, selanjutnya ditutup. Air laut yang ada dalam tambak dibiarkan  terkena sinar matahari secara langsung, kalau cuacanya bagus kurang lebih 2 minggu sehingga akan mengalami proses penguapan. Setelah beberapa hari jumlah air dalam tambak akan berkurang dan mengering, bersamaan dengan itu pula kristal garam akan terbentuk kuarng lebih 2 minggu sehingga dalam satu bulan kami bisa panen 2 kali sebulan lanjut Amaq Sahrun. Kristal-kristal garam yang telah terbentuk kemudian dikumpulkan untuk diperoses lebih lanjut sehingga menghasilkan kristal garam yang bersih dan terbebas dari kotoran.

Garam yang sudah bersih kemudian dimasukan ke dalam karung untuk dijual. Harga garam per karung 40kg Rp. 60.000. Saya pakai sistem bagi hasil dengan pemilik tambak, msing-masing 50% kata Amaq Sahrun mengakhiri tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar