Paerlauq: Bumi Sejuta Sapi (BSS) merupakan
salah satu program unggulan Gubernur NTB, TGH.M. Zainul Majdi dan wakilnya, Ir.
H. Badrul Munir, sekaligus program pendukung swasembada daging nasional pada
2014 mendatang.
Selasa (18/9) lalu, tim Paerlauq mencoba
berkeliling kampung di wilayah Kecamatan Jerowaru, hanya beberapa orang yang
memilih menjadi peternak sapi. Yang lain lebih memilih menjadi ternak kerbau
dan ternak kambing.
Hampir di setiap kampung terdapat
kandang kerbau, dalam satu kandang itu tidak dimiliki oleh satu orang melainkan
dimiliki oleh beberapa orang, layaknya sebuah kelompok ternak, bedanya mereka
tidak memiliki aturan secara administrasi sebagaimana kelompok-kelompok lain.
Dalam kelompok itu biasanya menunjuk salah satu dari mereka untuk memeliharanya
(mengembala) ternaknya dengan ketentuan yang sudah disepakati.
Selain itu ada juga yang
menggunakan jasa pengembala ternak. Kami berikan kepercayaan pada orang lain
untuk mengembalakan ternak kerbau kami dengan memberi upah sesuai kesepakatan
kami, terang Fathurrahman (pengguna jasa pengembala ternak).
Amaq Epul, warga asal Menuri Desa
Wakan yang ditemui di rumahnya mengatakan memelihara sapi jauh lebih ribet dari
memelihara kerbau. Memelihra sapi itu harus buat kandang permanen, harus ada
atapnya, butuh biaya besar, sedangkan memelihara kerbau tidak perlu” tambahnya.
Oleh sebagian masyarakat, mereka
tau dengan program BSS itu, mereka hanya bisa menunggu gilirannya atau
mungkinkah program BSS itu bisa diaplikasikan dalam bentuk ternak kerbau?. (Jj)
0 komentar:
Posting Komentar