Rabu, 10 Oktober 2012

Rantok, Tradisi Tabuhan Batu Nisan



Paerlauq: “Rantok” merupakan salah satu tradisi masyarakat suku Sasak Lombok yang dilakukan pada saat penanaman batu nisan. Tradisi itu masih dilakukan oleh masyarakat kampung, tepatnya di dasan baru desa sukaraja kecamatan jerowaru Lotim. Tradisi ini oleh masyarakat suku Sasak dipercaya mampu penghibur almarhum yang ditanami batu nisan.

Rantok juga merupakan sebuah peninggalan nenek moyang suku Sasak pada masa lampau yang hampir punah,  tradisi tersebut biasanya dilakukan pada malam hari, namun ditengah masyarakat setempat, tradisi itu masih kental dilakukan. Terasa kuarng puas jika belum melakukan tradisi itu dalam setiap pelaksanaan penanaman batu nisan ditempat itu.

Rantok terbuat dari pohon asam dengan bentuk  jukung  (perahu kecil) dan alat pemukulnya terbuat dari bambu dengan ukuran kurang lebih dua meter. Biasanya dimainkan  dengan 12 orang dari kalangan  terune (pemuda) dedare (gadis) sembari merayu dengan pantun-pantun berbahasa Sasak, ada juga dari kalangan tua dan anak-anak, umumnya tradisi tersebut pemainnya terdiri dari 8 orang yang berperan sebagai penumbuq tepung dan 4 orang sebagai pelonto (pengatur suara tumbukan). 

Menurut keterangan Amaq Nisah (43) Kepada Paerlauq (8/10), kemarin mengatakan bahwa Rantok ini merupakan alat pengolah tepung, kemudian dibuat menjadi jajan wajik, pangan, ure, bater, bangkai, baduk, dan kemek. “Jajan ini menggambarkan  isi dalam bagian dari manusia, dan jajan tersebut dijadikan sebagai jamuan masyarakat yang melakukan pembacaan Al-qur’an untuk warga yang akan di tanamkan batu nisan, tambah Amaq Nisah. 
 
Suara pukulan Rantok layaknya mirip dengan suara tabuhan gamelan yang memiliki suara dan irama sehingga senang didengar oleh siapapun yang mendengarnya. Sebelum mulai acara ini pemangku adat  melakukan mantra-mantra yang menurut keyakinan masyarakat setempat mampu membangkitkan semangat dan keinginan yang menggebu-gebu dalam melakukan acara tradisi tersebut.

Oleh A. Mar (kadus Ds. Baru) mengatakan bahwa tradisi Rantok bagaimana agar kedepan harus harus mampu dipertahankan, karena  tradisi ini merupakan momentum perkumpulan atau salah satu bentuk wadah silaturrahim bagi masyarakat suku Sasak di Lombok, selain itu juga saya yakin akan mampu menjadi bagian dari pariwisata di Lombok. (ha)

0 komentar:

Posting Komentar