Pemandangan terhampar memanjang di
jalan yang menghubungkan Dusun Wakan dan Dusun Tuping. Dua dusun yang masuk di
wilayah administratif Desa Wakan itu tidak jauh dari pusat pemerintahan desa.
Jarak antara kantor desa tidak sampai 0.5 kilometer perjalanan.
Di sisi kanan jalan menuju kantor Desa
Wakan, hamparan sawah ditanami padi masih terlihat. Pun di bagian kiri, hanya
saja masih banyak sawah yang dipenuhi dengan sisa-sisa tanaman tembakau dan
tanaman palawija lainnya.
Ada yang menarik perhatian ketika
melewati jalan tersebut. Sebagian besar petak sawah terlihat kering.
Tanah-tanahnya mulai pecah menganga lantaran belum mengecap air. Di bagian
petak lainnya, daun-daun padi sudah menguning.
Warna kuning pada daun padi bukan
lantaran usianya yang tua. “umur lowong
(tanaman padi) kami kurang dua bulan kata Renin (39), (16/10) kemarin.
“Padi ini terancam mati,” kata Inaq
Ojan (istri rennin) dengan bahasa sasak menunjuk tanaman padinya. Ia mengaku
bahwa sekitar dua minggu terakhir cadangan air embungnya habis, jatah air dari
Loteng yang biasanya datang. Pun demikian tidak ada kabar, lanjut Inaq Ojan.
Warna kuning pada tanaman makanan
pokok masyarakat nusantara itu rupanya akibat terpaan panas musim kemarau dan
kurangnya asupan air.
Rata-rata, dari petakan sawah yang
ditumbuhi padi itu terlihat kurang terawatt. Kondisi tersebut bisa dilihat
dengan tumbuh suburnya gulma. Jj
0 komentar:
Posting Komentar