Jumat, 19 Oktober 2012

Lahan Kering, Padi Terancam Mati



Pemandangan terhampar memanjang di jalan yang menghubungkan Dusun Wakan dan Dusun Tuping. Dua dusun yang masuk di wilayah administratif Desa Wakan itu tidak jauh dari pusat pemerintahan desa. Jarak antara kantor desa tidak sampai 0.5 kilometer perjalanan.

Di sisi kanan jalan menuju kantor Desa Wakan, hamparan sawah ditanami padi masih terlihat. Pun di bagian kiri, hanya saja masih banyak sawah yang dipenuhi dengan sisa-sisa tanaman tembakau dan tanaman palawija lainnya.

Ada yang menarik perhatian ketika melewati jalan tersebut. Sebagian besar petak sawah terlihat kering. Tanah-tanahnya mulai pecah menganga lantaran belum mengecap air. Di bagian petak lainnya, daun-daun padi sudah menguning.

Warna kuning pada daun padi bukan lantaran usianya yang tua. “umur lowong (tanaman padi) kami kurang dua bulan kata Renin (39), (16/10) kemarin.

“Padi ini terancam mati,” kata Inaq Ojan (istri rennin) dengan bahasa sasak menunjuk tanaman padinya. Ia mengaku bahwa sekitar dua minggu terakhir cadangan air embungnya habis, jatah air dari Loteng yang biasanya datang. Pun demikian tidak ada kabar, lanjut Inaq Ojan.

Warna kuning pada tanaman makanan pokok masyarakat nusantara itu rupanya akibat terpaan panas musim kemarau dan kurangnya asupan air.

Rata-rata, dari petakan sawah yang ditumbuhi padi itu terlihat kurang terawatt. Kondisi tersebut bisa dilihat dengan tumbuh suburnya gulma. Jj

0 komentar:

Posting Komentar