Rabu, 24 Oktober 2012

Alang Masih Menjadi Bangunan Alternatif Penyimpanan Gabah Petani



Fahmi (21), seorang masyarakat di kampung Ulu Desa Wakan yang ditemui PaerLauq dirumahnya. Ahad, (21/10) siang, yang baru saja selesai  menurunkan dua karung gabah dari Alangnya.

Alang merupakan sebuah bangunan berbentuk Lumbung, yang di buat dengan sekepat (empat tiang penyangga), atapnya dari ilalang yang di ikat pada pecahan-pecahan bambu (ngasoq), sebagian besar bagian atas bangunan Alang terbuat dari bambu, menggunakan tali sebagi perekat bahan bangunan antar bagian yang satu dengan lainnya dan tidak menggunakan paku.


Bangunan Alang itu biasa di temukan di kampung-kampung di wilayah Desa Wakan, bangunan itu digunakan sebagai tempat menyimpan bahan makanan pokok masyarakat berupa padi dan jenis palawija lainnya yang bisa tahan lama, sebagai cadangan gabah hingga musim panen padi berikutnya tiba.

“Kalau masyarakat petani biasa seperti saya, tidak berani menjual semua hasil panen, harus disimpan untuk cadangan sampai tiba musim panen berikutnya, lagian mau berharap gaji dari mana untuk beli gabah kalo tidak disimpan”, kata Murnim

Oleh sebagian masyarakat kampung di Desa Wakan, bagian bawah bangunan Alang itu dibuatkan berugak yang juga terbuat dari bambu, biasanya bangunan Alang itu dibuat berdampingan dengan rumah pemiliknya, dan sering digunakan sebagai tempat menjamu tamu.

 Dikalangan pariwisata, bangunan yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan bahan makanan pokok masyarakat tani itu merupakan bangunan yang mampu menarik perhatian bagi pencinta bangunan kuno. Karena bentuknya yang unik dan langka banyak dari kalangan masyarakat lokal yang mengincar jenis bangunan itu.

Wisatawan luar maupun manca Negara, Alang dikenal sebagai salah satu rumah adat suku Sasak Lombok, sehingga menjadi incaran mereka untuk dikunjungi hanya sekedar menggali sejarah dan koleksi gambarnya. Jj 

0 komentar:

Posting Komentar